JAKARTA, interakindo.com — Ancaman resesi global 2023 tak menyurutkan minat masyarakat untuk menunaikan umroh ke Tanah Suci. Tapi, belakangan, ada kendala lain, yaitu kenaikan tarif hotel di Mekkah dan Madinah yang gila-gilaan.
Setelah sempat ditutup sekitar 2 tahun sejak awal 2020 dan baru dibuka kembali awal 2022 akibat pandemi Covid-19, kerinduan umat Islam untuk umroh sangat tinggi. Karena itu, meskipun ada acamaan resesi di 2023, minat masyarakat untuk umroh tetap meningkat.
Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Republik Indonesia (DPP AMPHURI) menyatakan minat perjalanan ibadah umroh ke Tanah Suci tidak berkurang.
“Harus diakui memang, meski dibayang-bayangi resesi ekonomi dunia namun ternyata aktivitas perjalanan ibadah umroh terus meningkat,” demikian isi surat edaran Nomor: 1777/DPP-AMPHURI/XII/2022 yang ditandatangani Ketua Umum DPP Amphuri Firman M Nur dan Farid Aljawi sebagai Sekretaris Jenderal Amphuri, dilansir Republika, Selasa (3/1).
Menurut Firman, kerinduan umat Islam terhadap Tanah Suci begitu tinggi, terlebih pasca-pandemi yang melanda hampir 2 tahun. Amphuri optimistis keberlangsungan usaha perjalanan umroh akan tetap berjalan di tengah kompleksitas masalah yang dihadapi.
Namun, akibat tingginya minat masyarakat beribadah umroh, muncul beberapa masalah yakni melambungnya tarif tiket pesawat dan biaya hotel ikut meroket. Tingkat hunian hotel di Mekkah dan Madinah sampai saat ini masih tinggi. “Semua hotel menyatakan full booked,” katanya.
Keadaan ini sebelumnya tidak pernah terjadi dalam sejarah. “Ini untuk kali pertama dalam sejarah hotel di Mekkah dan Madinah di semua taraf dinyatakan full booked dan sulit didapat,” katanya.
Kondisi ini telah berlangsung sejak November 2022 dan diperkirakan durasi high season akan terus berlanjut hingga Januari 2023. Hampir semua biro travel tidak dapat kamar hotel untuk bulan Desember, padahal pemesanan dilakukan mulai September, Oktober dan November tahun lalu.
“Kondisi ini membuat biaya sewa hotel melambung hingga 300%,” katanya.
Kenaikan tarif hotel di Makkah dan Madinah disebabkan beberapa faktor :
Pertama, meningkatnya jumlah kedatangan jemaah umroh dari berbagai negara, pascaditutupnya umroh selama pandemi yang berlangsung hampir 2 tahun.
Kedua, peningkatan jumlah jemaah umroh juga akibat libur panjang di seluruh negara dan tingginya antusiasme umat Islam sedunia untuk menunaikan umroh pascapandemi.
Ketiga, saat ini hotel-hotel di Arab Saudi membuat kebijakan terkait reservasi grup tidak sebanyak sebelumnya, hanya disediakan sekitar 50%-60% untuk kuota grup.***