INTERAKINDO.COM — Tragedi kebakaran di Gedung Terra Drone, Kemayoran, kembali mendapat sorotan setelah jumlah korban tewas mencapai 22 orang hingga Rabu (10/12/2025). Dari total korban, satu di antaranya merupakan ibu hamil. Seluruh jenazah telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses autopsi dan identifikasi lanjutan.

Evakuasi di Lantai Enam
Berdasarkan pantauan lapangan, sekitar pukul 16.45 WIB, petugas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) berhasil mengevakuasi satu korban terakhir yang terjebak di lantai enam gedung. Dengan temuan itu, hingga pukul 17.00 WIB, total 22 korban meninggal dunia telah ditemukan.
Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Bayu Megantara, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan kebakaran sekitar pukul 12.43 WIB. Armada pertama tiba di lokasi tujuh menit kemudian.
“Api terlihat pertama kali di lantai dasar ruko yang dijadikan tempat pengisian baterai drone. Kebakaran berhasil dipadamkan sekitar pukul 13.40,” ujar Bayu.
Untuk mengevakuasi korban dari lantai-lantai atas, Gulkarmat mengerahkan 30 armada pemadam dan satu unit bronto skylift.
“Sebanyak 22 jenazah terdiri dari 15 perempuan dan tujuh pria berhasil dievakuasi dari enam lantai ruko yang terbakar. Mereka meninggal karena kehabisan oksigen,” jelasnya.
Selain itu, 19 karyawan berhasil dievakuasi dari area rooftop. Beberapa mengalami luka ringan akibat pecahan kaca saat dievakuasi menggunakan skylift.
Gedung Hanya Punya Satu Pintu Keluar
Penyelidikan awal kepolisian mengungkap fakta mencengangkan: Gedung Terra Drone hanya memiliki satu pintu keluar-masuk, semuanya terpusat di lantai dasar.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, memastikan tidak ada jalur alternatif lain.
“Masuk dan keluarnya itu hanya melalui pintu bawah di depan itu saja. Ada satu lift, sudah kita periksa, dan tidak ada korban di dalamnya,” ungkap Roby.
Temuan ini memicu kritik soal kelayakan bangunan, terutama karena gedung memiliki enam lantai namun minim jalur evakuasi.
Pemeriksaan Pemilik Gedung
Hingga saat ini, polisi telah memeriksa enam saksi, terdiri dari empat karyawan dan dua HRD.
Penyidik juga akan memanggil pemilik gedung dan penanggung jawab perusahaan untuk dimintai keterangan.
“Saat ini kita masih melakukan pemeriksaan… nanti juga akan memeriksa pemilik gedung atau penanggung jawab perusahaan,” jelas Roby.
Tragedi ini memicu seruan agar pemerintah memperketat pengawasan bangunan bertingkat, terutama yang memiliki aktivitas risiko tinggi seperti pengisian baterai drone. Minimnya jalur evakuasi dianggap menjadi faktor utama tingginya jumlah korban.
Gedung kini dipasangi garis polisi dan masih dalam proses olah TKP oleh tim gabungan.



