KOTA BOGOR, interakindo.com – Tak kurang 50 ribu ekor ikan ditebar di Sungai Ciliwung sebagai upaya pelestarian ikan-ikan yang hidup di habitat Sungai Ciliwung.
Penebaran atau restocking ikan-ikan itu dilakukan Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Antam Novambar, Wali Kota Bogor Bima Arya, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) KKP I Nyoman Radiarta, serta Ketua TP PKK Kota Bogor Yane Ardian dan Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah.
Penebaran atau restocking ikan merupakan bagian dari rangkaian acara Fisheries and Aquaculture Product Festival (RIFA Fest) 2022 yang digelar di halaman Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP), Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jumat (2/9) lalu.
Sekjen KKP, Antam Novambar menyebutkan, mayoritas ikan yang ditebar adalah ikan khas Ciliwung seperti nilem, tor soro, baung, tawes, dan mata merah.
“Semoga ikan yang ditebar berkembang biak dan memberikan keberkahan. Kami terus berikhtiar dengan terus berinovasi untuk perikanan, khususnya di darat yang kami prioritaskan sebagai jawaban dari persoalan stunting,” ujar Antam Novambar.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan, ikan-ikan yang ditebar tentunya melalui riset, ikan apa yang cocok untuk di tebar di Sungai Ciliwung. Hal serupa diungkapkannya saat Pemkot Bogor meluncurkan tim yang namanya sama dengan salah satu jenis ikan yang ditebar yaitu Tim Kancra.
“Ikan tor soro di Jawa Barat disebut dengan ikan kancra. Tim ini tugasnya menjaga kebersihan Sungai Ciliwung dan menjadikannya sebagai pekarangan depan rumahnya. Sebelum di launching kami melakukan riset juga. Kita lakukan riset, restocking, memastikan tidak ada sampah, mengurangi sampah plastik,” kata Bima Arya.
Namun diakuinya, dalam menjaga kebersihan lingkungan dan sungai tentunya tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus berkolaborasi dengan semua pihak terkait. Ikan yang ditebar harus diimbangi dengan usaha menjaga sungainya.
“Kita butuh stok ikan dan kita butuh kajian riset dan hal lainnya. Ujung-ujungnya adalah bisa memberikan manfaat bagi bonus demografi. Anak-anak kita siap menjemput masa depan salah satunya berkat dukungan mendapatkan nutrisi bergizi dari makan ikan,” ujar Bima.
“Selain itu lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah sehingga melahirkan hidup yang berkualitas. Dan ini berkat kolaborasi dan sinergi, jadi totalitas,” tambahnya.