Jumat, September 22, 2023

Menkes Budi Ungkap Alasan Penambahan 3 Jenis Vaksin Rutin Lengkap

Must Read

JAKARTA, interakindo.com — Kementerian Kesehatan menambah 3 jenis vaksin ke dalam program imunisasi rutin lengkap, yaitu PCV, Rotavirus dan HPV. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan penambahan jenis vaksin tersebut untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak.

Menkes Budi mengatakan sebelumnya ada 11 jenis vaksin yang masuk program imunisasi rutin lengkap. Dalam 15 bulan pertama menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Budi melihat bahwa intervensi kesehatan yang lebih murah dan lebih efektif itu kalau dilakukan di hulu dengan imunisasi.

Budi mengamati bahwa ada 2 problem besar di Indonesia, pertama adalah kematian ibu, dan kedua kematian anak. Kematian ibu di Indonesia banyak diakibatkan oleh kanker, yakni kanker serviks dan kanker payu dara.

BACA JUGA :   Melalui PKS, Kadin dan BKPM Siap Tarik Investasi di Presidensi G20

Sementara kematian anak paling banyak diakibatkan oleh infeksi dan yang paling tinggi adalah diare dan pneumonia.

BACA JUGA :   Kemendes PDTT Gandeng Kadin dan Himbara untuk Besarkan Bumdesa

“Kita cek ada vaksinnya untuk ibu itu vaksin kanker serviks, (vaksin) yang untuk kanker payudara belum ada. Selanjutnya untuk mencegah pneumonia pada anak dengan menggunakan vaksin PCV dan diare ada vaksin rotavirus,” katanya pada konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (22/4).

Secara spesifik, vaksin PCV bertujuan untuk mencegah penyakit radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh virus Rota. Sementara vaksin HPV untuk mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.

BACA JUGA :   Musim Umroh 1444 H, Arab Saudi Buka Seluasnya untuk Jamaah Indonesia

Ketiga vaksin tersebut akan menjadi bagian dari imunisasi rutin lengkap yang dilakukan bertahap. Vaksinasi HPV sebelumnya sudah dilakukan di sejumlah kabupaten/kota, di antaranya Yogyakarta.

Budi melanjutkan vaksinasi HPV sudah dilakukan cukup lama, sehingga vaksinasi HPV harus cepat dilakukan secara masif di seluruh Indonesia karena menunjukkan hasil yang baik.

“Jadi di daerah-daerah seperti Yogyakarta itu sudah dilakukan dan hasilnya baik. Kita pingin ini (vaksinasi HPV) cepat-cepat bisa diluncurkan secara nasional untuk bisa menurunkan kematian ibu yang disebabkan oleh serviks cancer, karena kanker makin lama makin naik tingkat kematiannya di Indonesia,” ucapnya.

BACA JUGA :   Penularan Covid-19 di Indonesia Masuk Level 1 Versi CDC Amerika Serikat

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr. Maxi Rein Rondonuwu menambahkan introduksi vaksinasi HPV telah dilakukan di beberapa kabupaten/kota salah satunya Yogyakarta.

BACA JUGA :   PON Papua 2021 Libatkan 164 UKM di Klaster Merauke

“Itu hasilnya baik mengurangi insiden daripada kanker serviks. Makanya kami perluas tahun ini arahan pak Menteri untuk menambah di 8 provinsi jadi 4 provinsi di Jawa dan Bali, dan 3 provinsi di Sulawesi (Provinsi DKI Jakarta, D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Bali) yang ditargetkan selesai tahun 2022,” tutur Dirjen Maxi.

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
BACA JUGA :   Musim Umroh 1444 H, Arab Saudi Buka Seluasnya untuk Jamaah Indonesia

- Advertisement -spot_img
Latest News

Kejar Gelar Keempat, Petinju Muslim Badou Jack Lowongkan Gelar Kelas Penjelajah WBC

JAKARTA, interakindo.com -- SETELAH merebut 3 sabuk gelar di kelas berbeda, petinju muslim Badou Jack asal Swedia, masih menginginkan...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img