BOGOR, INTERAKINDO — Jumat siang itu, gang kecil di kawasan Bogor Barat tampak berbeda. Sepanjang jalan menuju rumah bercat putih di Jalan Rimba Baru penuh sesak oleh karangan bunga. Deretan papan ucapan duka dari berbagai instansi berjejer rapat, menandakan betapa almarhum Mohamad Ilham Pradipta begitu dikenal dan disayangi banyak orang.
Di balik pintu rumah duka, suasana haru menyelimuti. Tangis keluarga pecah setiap kali pelayat datang menyampaikan belasungkawa. Sejak pagi, rumah ini tak pernah sepi. Rekan kerja, sahabat lama, hingga tetangga datang silih berganti. “Dari pagi banyak yang datang. Teman kantornya, teman sekolahnya juga ada,” kata Aris Karsa Laksana, Ketua RT setempat, sambil mengatur posisi papan bunga yang terus berdatangan.
Aris menyebut, hingga siang ini sudah lebih dari seratus karangan bunga memenuhi gang kecil itu. “Makanya saya standby, harus atur penempatannya biar nggak mengganggu. Dari ujung gang sampai sini penuh,” ujarnya awak media dikutip dari detik.com.
Bagi keluarga, kehilangan ini terasa sangat berat. Ilham dikenal ramah, mudah bergaul, dan tak pernah menolak saat dimintai bantuan. Seorang tetangga bahkan menyebut Ilham adalah sosok yang sering memberi saran terkait keuangan. “Baik orangnya, nggak pernah sombong meski jabatannya tinggi,” kata seorang pelayat.
Tragedi di Balik Karangan Bunga: Diculik di Jakarta, Ditemukan Tak Bernyawa di Bekasi
Kepergian Ilham menyisakan duka yang mendalam, terlebih cara ia meninggal begitu tragis. Pada Kamis (21/8) pagi, jasadnya ditemukan seorang penggembala sapi di lahan kosong Kampung Karang Sambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Tubuh Ilham tak bernyawa setelah sehari sebelumnya dilaporkan hilang usai diculik di Jakarta Timur.
Polisi bergerak cepat. Empat pelaku berhasil ditangkap. Mereka berperan menculik Ilham, namun belum ada kepastian siapa yang menghabisi nyawanya. “Empat pelaku yang sudah diamankan ini yang menculik, bukan yang membunuh korban,” ungkap Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi Marasabessy.
Polisi menduga ada otak di balik rencana penculikan sekaligus pembunuhan ini. Hingga kini, perburuan terhadap pelaku utama masih dilakukan.
Duka yang membungkus rumah kecil di Bogor Barat ini menjadi saksi bisu, bahwa di balik kesuksesan dan jabatan, tak ada yang bisa menebak ujung kehidupan seseorang. Karangan bunga terus berdatangan, doa pun tak henti dipanjatkan, semoga almarhum tenang di sisi-Nya. (ril)