INTERAKINDO.COM – Jakarta, Kasus hilangnya Alvaro Kiano Nugroho, bocah 6 tahun yang sempat dicari selama delapan bulan, akhirnya terungkap dengan akhir yang sangat memilukan. Tidak hanya
korban ditemukan telah meninggal dunia, tersangka utamanya yang ternyata ayah tirinya sendiri “Alex Iskandar” ia juga memilih mengakhiri hidup nya sebelum proses hukum berjalan.
Hilang Saat Ramadan, Kasus Sulit Dipecahkan
Alvaro dilaporkan hilang pada 6 Maret 2025, ketika hendak salat Magrib di Masjid Jami Al-Muflihun dekat rumah kakek-neneknya di Bintaro Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Keluarga sudah melapor malam itu, namun diarahkan untuk kembali melakukan pengecekan.
Keesokan harinya, laporan resmi dibuat ke Polres Metro Jaksel dan penyelidikan dimulai.
Dari keterangan marbot masjid, sempat ada pria yang mencari Alvaro di Masjid dan belakangan terungkap kalau itu ayah tirinya, Alex Iskandar
Jejak Mengerikan: Tas Hitam, Jembatan, & Temuan Kerangka
Polisi menemukan dugaan kuat bahwa pada 9 Maret 2025, Alex bolak-balik ke wilayah Tenjo, Bogor, dan membuang sesuatu di bawah Jembatan Cilalaw.
Saksi awal sempat mengira tas hitam yang dibawa Alex berisi bangkai hewan.
Belakangan, tas itu terbukti berisi jasad Alvaro. Kerangka Alvaro resmi ditemukan pada 23 November 2025 di Kali Cirewed, Bogor.
Motif Terkuak: Cemburu, Dendam, dan Konflik Rumah Tangga
Dari hasil penyelidikan, polisi menyimpulkan dugaan motif kuat berupa cemburu dan dendam pribadi.
Alex menuding istrinya Arum, berselingkuh saat bekerja di Malaysia. Konflik rumah tangga disebut sudah lama terjadi, bahkan Arum pernah meminta cerai.
Keluarga menduga penculikan Alvaro berkaitan dengan keinginan Alex “memaksa” Arum pulang.
Yang makin menyakitkan, Arum mengungkapkan bahwa Alex pura-pura ikut mencari saat Alvaro hilang.
“Dia ikut nyari ke mana-mana sama saya. Ternyata dia yang bunuh… nggak habis pikir,” ujar Arum.
Arum juga mengingat momen ia menghubungi Alex di hari kejadian. Napas Alex terdengar sangat cepat dan ngos-ngosan yang kini disadari Arum sebagai tanda bahwa aksi keji itu baru saja terjadi.
Tersangka Akhiri Hidup di Polres
Pada 24 November 2025, Alex Iskandar ditemukan tewas gantung diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan.
Ia memakai celananya sendiri sebagai alat gantung, saat sedang ditempatkan terpisah dari tahanan lain sambil menunggu pemeriksaan kesehatan.
Dokter forensik RS Polri menyatakan kematian murni bunuh diri, tanpa tanda kekerasan lain.
Keluarga menolak autopsi dan langsung memakamkan jenazahnya.
Keluarga Korban Masih Tak Percaya
Nenek Alvaro membeberkan bahwa keluarga hanya menerima foto kuburan, tanpa melihat jenazah Alex secara langsung.
“Kakeknya nggak percaya… cuma dikasih lihat kuburannya saja,” ujarnya.
Kasus ini pun menarik perhatian publik soal rentannya kekerasan dalam rumah tangga dan minimnya deteksi dini terhadap ancaman terhadap anak.



