INTERAKINDO — Siapa sangka, di balik wajahnya yang kalem, dokter asal Tiongkok ini ternyata sosok garang di atas ring oktagon! Namanya Shi Ming, seorang dokter pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) yang juga dikenal sebagai petarung Mixed Martial Arts (MMA) profesional.
Shi Ming mulai jadi sorotan usai mengukir kemenangan gemilang di ajang UFC Macau pada 23 November 2024. Dalam laga itu, ia sukses mengalahkan rekan senegaranya Feng Xiaocan lewat tendangan keras ke wajah yang membuat lawannya KO di ronde kedua. Aksi brutal namun terukur itu langsung bikin publik heboh bahkan kabarnya orang tuanya sendiri tidak tahu kalau Shi Ming ternyata seorang fighter MMA!

Lucu nya, selama ini kedua orang tuanya mengira Shi Ming hanya fokus jadi dokter pengobatan tradisional. Tapi diam-diam, ia menjalani latihan keras dan bertanding di atas ring. “Saya belum sempat kasih tahu orang tua,” katanya sambil tertawa dalam salah satu wawancara.
Dikutip dari SCMP, perempuan berusia 29 tahun ini juga sempat mengalami momen berat setelah debut resminya di UFC Fight Night Shanghai berakhir dengan kekalahan lewat keputusan bulat melawan petarung Brasil, Bruna Brasil.
Alih-alih kecewa, Shi Ming justru mendapat sambutan luar biasa dari ribuan penonton yang hadir di arena.
“Go Dr. Shi” teriak para fans yang memberi dukungan hangat, membuktikan kalau dedikasi dan keberanian Shi Ming tetap dihargai.

Dalam wawancaranya Shi Ming bilang kalau dia tidak akan “menaruh semua telur dalam satu keranjang”. Artinya, meski punya karier menjanjikan di dunia MMA, ia tetap ingin menjalani profesinya sebagai dokter pengobatan tradisional.
“Saya ingin terus menyembuhkan dan bertarung, dua hal itu sudah jadi bagian dari hidup saya,” ujarnya.
Shi Ming mengaku latihan MMA jadi caranya untuk menyalurkan energi, sementara pekerjaannya sebagai dokter mengajarkannya arti empati dan ketenangan. Kombinasi keduanya membuatnya jadi sosok unik lembut di ruang praktik, tapi ganas di atas ring.
Kisah Shi Ming pun jadi inspirasi banyak orang, terutama di Tiongkok. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa punya lebih dari satu identitas: penyembuh sekaligus petarung. Dan seperti yang ia ucapkan usai kemenangannya di Macau,
“Saya ingin terus berjuang, baik untuk menyembuhkan maupun melawan karena keduanya membuat saya merasa hidup.”



