Jumat, September 22, 2023

Rupiah Diprediksi Bergerak Tipis pada Rabu (7/6). Setelah 2 Hari Berturut-turut Menguat

Must Read

JAKARTA, interakindo.com — Kurs rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang sempit terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (7/6). Rupiah diramal bergerak tipis setelah menguat dua hari perdagangan berturut-turut.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah spot menguat 0,20% ke level Rp 14.860 per dolar AS pada perdagangan Selasa (6/6). Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di angka Rp 14.839 menguat 0,33% dari Rp 14.888 pada hari perdagangan sebelumnya.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, rilis data tenaga kerja AS,  yakni non-farm payroll (NFP) memperlihatkan hasil yang solid. Data NFP AS pada Mei 2023 bertambah sebanyak 339.000, naik dari sebelumnya 294.000 dan jauh lebih tinggi dari perkiraan konsensus sebanyak 190.000.

BACA JUGA :   Vaksin Booster Segera Dimulai, Cek Tiket Vaksinasi di PeduliLindungi

Sementara itu, tingkat pengangguran naik menjadi 3,7% dari sebelumnya 3,4% dan pertumbuhan upah per jam melambat. Hal ini mendorong ekspektasi bahwa The Fed akan menunda kenaikan pada pertemuan Federal Market Open Committee (FOMC) Juni 2023, tetapi kembali menaikkan suku bunga acuannya pada FOMC Juli 2023.

BACA JUGA :   Agar KTT G20 Berjalan Lancar, Kemenkes Siapkan Langkah-langkah Ini

Beberapa pejabat The Fed juga sempat menyampaikan bahwa bank sentral mungkin melewatkan kenaikan suku bunga dalam FOMC Juni 2023. Akan tetapi, hal seperti itu tidak boleh ditafsirkan sebagai akhir dari siklus pengetatan moneter.

BACA JUGA :   Erupsi Semeru, Penyuluh Agama Islam Gerak Cepat Bantu Penyintas Erupsi Semeru

“Rupiah punya potensi melemah hingga ke Rp 15.000 per dolar AS mengingat sejumlah buy bet yang dilakukan pada USD Index belakangan ini,” kata Sutopo saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/6).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menambahkan, bank sentral Eropa hampir pasti akan menaikkan suku bunga acuannya minggu depan. Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyebut puncak inflasi inti meskipun ada tanda-tanda moderasi.

BACA JUGA :   Agar KTT G20 Berjalan Lancar, Kemenkes Siapkan Langkah-langkah Ini

“Fokus pekan ini juga tertuju pada data inflasi Cina dan data perdagangan yang diperkirakan akan turun lebih banyak sehingga investor akan menyoroti pemulihan ekonomi di Cina,” ucap Ibrahim.

BACA JUGA :   Hingga Jumat (10/6), Indonesia Sudah Berangkatkan 17.933 Jemaah Haji ke Madinah

Ibrahim memprediksi, rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 14.830 per dolar AS-Rp 14.900 per dolar AS pada Rabu (7/6). Sementara Sutopo memperkirakan, rupiah akan cenderung melemah dalam kisaran Rp 14.800 per dolar AS-Rp 14.875 per dolar AS.***

Sumber: kontan.co.id

- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here
BACA JUGA :   Tak Kurang dari 151 Nakes Siap Diterjunkan Kemenkes di 28 Puskesmas Bertatus Terpencil dan Sangat Terpencil

- Advertisement -spot_img
Latest News

Kejar Gelar Keempat, Petinju Muslim Badou Jack Lowongkan Gelar Kelas Penjelajah WBC

JAKARTA, interakindo.com -- SETELAH merebut 3 sabuk gelar di kelas berbeda, petinju muslim Badou Jack asal Swedia, masih menginginkan...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img