Kamis, Mei 22, 2025

PM Swedia Tak Terima Aksi Pembakaran Kita Suci Al-Qur’an oleh Rasmus Paludan

Must Read

JAKARTA, interakindo.com — Indonesia mengecam aksi pembakaran kitab suci Al-Qur’an di Swedia oleh Rasmus Paludan, seorang politisi Denmark, di kota Linkoping dan Norkoping, Kamis (14/4)

Rasmus Paludan melakukan aksi penistaan kitab suci serupa pada Jumat (15/4)  di Kota Rinkeby dan Orebro, Swedia.

Meski begitu, Jurubicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah, Sabtu (16/4), meminta agar warga Indonesia di Swedia tidak terprovokasi.

Menurut Teuku, Rasmus menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok.

BACA JUGA :   Begini Cara DPPKBPPA Prabumulih, Berikan Pendampingan Korban KDRT

“Menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.

Di sisi lain, KBRI Stockholm telah meminta seluruh WNI dan diaspora Indonesia di Swedia tidak terpancing dan menghindari perbuatan yang berpotensi dapat melanggar hukum dan peraturan di Swedia.

Sebelumnya, kelompok anti-Muslim garis keras di Swedia pimpinan politisi sayap kanan Rasmus Paludan membakar Al Quran. Tindakan ini berujung demonstrasi hingga melukai sembilan polisi.

BACA JUGA :   Kecam Jamaah Umroh/Haji Indonesia yang Sering Selfie di Masjid Nabawi atau Mekkah, Syeikh Sulaiman Sebut Itu Haram

Insiden tersebut bermula saat Rasmus dan partainya Stram Kurs berniat membakar Al Quran. Ratusan orang pun turun ke jalan untuk menentang tindakan ini di kota Linkoping, pantai timur Swedia pada Kamis (15/4).

Demo itu berujung ricuh. Menurut rekaman di lokasi kejadian, terlihat sebuah mobil terbakar dan puluhan orang bertopeng menyerang mobil polisi. Imbasnya, sejumlah anggota kepolisian dilarikan ke rumah sakit.

“Di Swedia orang-orang boleh mengekspresikan pendapat mereka, baik berselera baik atau buruk, itu adalah bagian demokrasi kita. Tak peduli, apa yang Anda pikirkan, Anda tak boleh menggunakan kekerasan,” kata Magdalena Andersson, PM Swedia, seperti dikutip AFP, Sabtu (16/4).

BACA JUGA :   Pemerintah bakal Genjot Upaya Peningkatan Kesehatan Lewat Posyandu

Menurutnya, aksi Paludan bertujuan menghasut agar terjadi kericuhan dan saling lawan.

“Kami tak akan pernah menerimanya. Ini adalah jenis reaksi kekerasan yang dia (Paludan) ingin lihat. Tujuannya untuk menghasut orang agar saling melawan,” katanya.

- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img
Latest News

Soroti Kasus Anak Bos Prodia, Pakar Hukum Pidana Sebut Janggal dan Tidak Ada Bukti

  JAKARTA, INTERAKINDO – Sidang lanjutan kasus dugaan asusila yang menjerat AN kembali digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img